~ SELAMAT DATANG DI BLOG KIR SMA MARSUDIRINI BEKASI ~

Sabtu, 27 November 2010

Pembuatan Sari dan Sirup Buah


Proses Pengupasan dan Pemotongan Buah

Penimbangan Gula Pasir, bahan utama pembuatan sirup 

Buah yang akan dibuat sirup dihancurkan menggunakan blender

Penambahan Garam pada sari buah

Perebusan sari buah sampai pekat / kental




Senin, 15 November 2010

KIR Marsudirini - SCOOBY 2010 KIR Bimafiki SMAN 04 Bekasi


 
Selamat Datang 17 Sekolah Peserta SCOOBY 2010

12 Piala dari Empat Mata Lomba

Tim SMA Marsudirini Bekasi

Tim MTK (Minatur Tata Kota) Marsudirini Bekasi 

Panji - Desain roof garden untuk presentasi MTK

Persiapan Tim Lomba Cepat Tepat (LCT)

Presentasi Minatur Tata Kota 

Tim MTK bersama Ibu Anita (Pembina KIR)

Tim LCT yang lolos ke babak semifinal (Yudhistira, Kristina, dan Dimas)

The Last but not Least : Lunch ! Ayam Bakar !

Minggu, 14 November 2010

Diklat KIR I Tahun 2010


Panitia Diklat KIR 2010

Pembukaan dan Sambutan Kepala SMA Marsudirini Bekasi
Sr. M. Christera, OSF.

Petugas Apel Pembukaan Diklat KIR 2010

Peserta Diklat KIR 2010

Serah Terima Jabatan Kepengurusan

Pelantikan Anggota Baru KIR SMA Marsudirini Bekasi
Periode 2010/2011

Panitia Diklat KIR 2010

Lomba Sains SCOOBY 2010 SMAN 04 Bekasi

Lomba SCOOBY (Science Competition of Bimafiki for Environment and Technology) SMAN 04 Bekasi baru saja usai. Dalam kegiatan ini, diselenggarakan empat mata lomba. Yaitu lomba penulisan essay, pembuatan miniatur tata kota, lomba cepat tepat, dan lomba teknologi tepat guna.

KIR SMA Marsudirini Bekasi KIR SMA Marsudirini Bekasi yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan lomba tersebut berhasil meraih juara kedua dalam lomba pembuatan Miniatur Tata Kota yang diwakili oleh Panji Bagaskoro (XIS3), Aditya Dika (XIA4), dan Giovanny Yolanda (XIA1). Di mata lomba LCT (Cepat Tepat), KIR Marsudirini berhasil meloloskan satu tim ke babak semifinal yang diwakili oleh Kristina Puspa Dewi (XIA4), Evan Dimas, dan Christian Yudhistira. Namun, tim ini harus mengakui keunggulan tim-tim lawan di babak semifinal.

Lomba ini merupakan debut pertama KIR Marsudirini ikut serta dalam kegiatan lomba di luar sekolah, dan prestasi ini juga merupakan prestasi pertama KIR Marsudirini yang tentu sangat membanggakan.

Selamat dan Sukses KIR SMA Marsudirini Bekasi. Tuhan Memberkati !

Membangun Pola Pikir Ilmiah Melalui KIR

Masa remaja secara psikologis merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas yang memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.


Pada usia remaja inilah berkembang sifat, sikap, dan perilaku yang selalu ingin tahu, ingin merasakan, dan ingin mencoba. Tentu apabila tidak segera difasilitasi atau diarahkan bukan tidak mungkin akan salah arah dan berdampak negatif.


Sekarang ini, kita banyak sekali menemui para remaja yang merokok, bahkan terjerat narkoba. Ini semua berawal dari rasa ingin tahu atau coba-coba. Beberapa contoh lain tidak terpenuhinya kebutuhan psikologis pada remaja diwujudkan dengan perilaku menyimpang. Sebut saja kasus geng motor yang baru-baru ini marak terjadi di berbagai daerah.


Sebenarnya, rasa keingintahuan dan perilaku coba-coba pada para remaja (baca: siswa) merupakan potensi sekaligus sebagai modal dasar dalam mengembangkan kebiasaan berpikir ilmiah, kritis, dan sistematis. Lantas bagaimana upaya kita menyalurkan rasa keingintahuan para siswa ini? Salah satu media untuk menyalurkan dan menumbuhkembangkan rasa keingintahuan siswa adalah melalui kegiatan Karya Ilmiah Remaja (KIR). KIR atau Youth Science Club pada awalnya dibentuk oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) pada tahun 1963 untuk remaja yang berusia 12-18 tahun.


Selanjutnya, atas prakarsa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Youth Science Club disesuaikan namanya menjadi Kelompok Imiah Remaja. Saat ini KIR merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang pada umumnya masih belum begitu banyak diminati siswa. Kadang KIR itu ada di sekolah namun tidak nampak kegiatannya atau sering mengalami kevakuman alias mati suri.

Lain halnya dengan ekskul lainnya yang pada umumnya lebih banyak digemari remaja seperti paskibra, PMR, pramuka, marching band,beladiri, basket, dan ekskul olahraga lainnya.


Keberadaan KIR di setiap sekolah pun dirasakan masih sangat jarang, apalagi bagi sekolah-sekolah yang terdapat di luar kota. Kegiatan KIR di sekolah pada umumnya dilaksanakan menjelang kegiataan lomba atau momen tertentu yang akan diikuti sekolah. Seolah-olah kegiatan KIR adalah hanya mengikuti lomba-lomba saja sehingga kegiatan hanya berupa pemantapan atau pengayaan materi pelajaran saja. Tentu saja KIR sebagai wadah pengembangan kreativitas siswa tidak akan bisa terlaksana apalagi sebagai pengenalan secara dini kepada para siswa.


Kenapa para siswa perlu dikenalkan secara dini pada kegiatan ilmiah atau penelitian? Karena, kegiatan itu bisa merangsang cara berpikir kritis, melatih pola berpikir teratur (sistematis), serta meningkatkan kepekaan atau kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Penelitian ilmiah dan penulisan karya ilmiah dapat menjadi pilihan kegiatan yang menarik bagi remaja. Tak jarang, dari rasa keingintahuan lahirlah sebuah karya besar yang bermanfaat bagi masyarakat.


Berpikir cerdas, kritis, objektif dan sistematis, serta peka terhadap lingkungan sekitar merupakan syarat yang sangat dibutuhkan bagi seorang calon peneliti. Oleh karena itu, KIR membawa misi untuk membentuk remaja yang memiliki kompetensi sebagai seorang peneliti.


Sebelum kita mengenalkan KIR kepada siswa kita harus meluruskan beberapa kesan dan pandangan yang keliru terhadap KIR, seperti:melulu IPA, hanya untuk siswa pintar, tidak menyenangkan, menambah beban, tidak bermanfaat, selalu memerlukan biaya yang tinggi. Semua pandangan itu tentu sama sekali keliru.


Kegiatan KIR yang sebenarnya adalah bukan hanya monopoli kegiatan siswa IPA. Karena, semua hal yang disekitar kita dapat dijadikan objek penelitian, misalnya, mengapa kebiasaan menyontek siswa sulit di hilangkan. Bagaimana hubungan nilai UN ketika SMP dengan prestasi yang dicapai ketika SMA, dan masih banyak lagi persolan lainnya.

KIR juga tidak hanya ditujukan bagi siswa pandai atau mendapat ranking dikelasnya saja. KIR juga tidak terfokus pada salah satu mata pelajaran, sehingga pembina KIR dapat berlatarbelakang mata pelajaran apa saja. KIR dapat diikuti oleh semua siswa. Yang terpenting adalah kemauan dan keuletan. KIR juga bukanlah kegiatan yang selalu super serius hingga siswa lekas mengalami kejenuhan. Tetapi, kegiatan KIR penuh dengan inovasi dan kreativitas yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa.

Jumat, 12 November 2010

Manisan Buah

Manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan gula. Tujuan pemberian
gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan
rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme (jamur, kapang).
Dalam proses pembuatan manisan buah ini juga digunakan air garam dan air
kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal
atau getir pada buah.

BAHAN
1. Buah setengah matang 1 kg
2. Gula pasir 500 gr + 50 gr untuk tambahan
pembuatan sirup
3. Kapur sirih 1/10 sendok teh
4. Natrium benzoat 4/10 sendok teh
5. Garam dapur 
6. Panili 
7. Air bersih 700 ml

ALAT
1. Pisau
2. Panci
3. Saringan
4. Sendok makan
5. Sendok teh
6. Kantong plastik
7. Lilin
8. Baskom
9. Kompor atau tungku

CARA PEMBUATAN
  1. Kupas buah kemudian iris-iris dengan ukuran ± 2 x 2 cm; * Untuk buah yang keras, rebus irisan dalam air mendidih selama 3 menit lalu tiriskan.
  2. Rendam dalam air panas (50 gr dalam 1 lt air) selama 2 jam lalu tiriskan;
  3. Rendam lagi dalam air kapur sirih selama 24 jam, lalu tiriskan;
  4. Masukkan gula pasir dalam air, aduk sampai rata. Tambahkan garam dan natrium benzoat lalu panaskan hingga mendidih;
  5. Masukkan potongan buah tersebut ke dalam larutan gula yang sedang mendidih sampai buah tersebut setengah matang. Angkat panci dari tungku atau kompor dan diamkan (rendam) 1 malam, lalu tiriskan;
  6. Panaskan air gula sisa penirisan dan tambahkan panili lalu masukkan lagi potongan buah tersebut. Angkat panci dari tungku atau kompor dan diamkan satu malam. Paginya tiriskan, untuk mendapatkan manisan buah; * Tambahkan gula 50 gr pada air gula sisa penirisan terakhir lalu panaskan sampai kental dan dinginkan untuk dijadikan sirup.
  7. Jemur manisan basah hasil penirisan hingga kering (± 3 hari), untuk  mendapatkan manisan kering;
  8. Masukkan manisan tersebut dalam plastik lalu tutup dengan lilin hingga rapat.
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN MANISAN BUAH



Percobaan diatas telah dipraktikan dalam kegiatan KIR SMA Marsudirini Bekasi pada tanggal 11-12 November 2010